Adat
Tradisi Peutron Aneuk Di Aceh
Peutron Aneuk
adalah membawa bayi turun ke tanah dengan suatu tradisi atau ritual yang
dilakukan oleh masyarakat aceh yang memiliki beragam praktek yang berbeda-beda.
Arti dari istilah peutron aneuk ialah menurunkan bayi dari rumah ke
tanah, karena pada umumnya rumah masyarakat Aceh tempo dulu merupakan rumah
panggung atau yang sering kita sebut sekarang sebagai Rumah Aceh.
Adat peutron aneuk juga
disebut dengan peugidong tanoh yang merupakan kebiasan masyarakat Aceh membawa
anak turun ke tanah ada juga sebagian membawa bayi ke masjid, kemudian
dimandikan oleh ma blien atau orang tua yang alim, ada jugabayi yang
dibawa ke sugai sebagai simbolis kemudian di adakan acara barzanji, yaitu
mengumandangkan lagu-lagu atau salawat yang bernuansa islami, setelah itu
barulah bayi dibawa turun ke tanah.
Pada hari keluarga atau
orang tua si bayi membawa seperangkat kebutuhan bayi, sebagai suatu kewajiban
adat (menurut kemampuan dan perubahan zaman). Pada acara tersebut si bayi dan
ibunya di peusijuk oleh pihak
keluarga yang di ikuti dengan mengenalkan si bayi kepada pihak keluarga yang
berhadir. Dalam upacara peusijuk juga disertai dengan pemberian uang
adat dan sebentuk emas (cincin,anting-anting atau gelang) dari pihak keluarga
kepada si bayi, yang besarnya menurut garis jarak dekat hubungan keluarga dan
hubungan masing-masing.
Pada umumnya puncak acara peutron
aneuk ialah mengadakan kenduri, dengan mengundang warga desa, dan
pada malam hari di adakan tahlil/samadiah
disertai dengan doa kepada Allah SWT supaya bayi tumbuh sehat dan
mendapat ridho dari-nya.
Biasanya acara turun tanah
ini diadakan setelah bayi berumur 7 hari. Dalam jangka waktu yang cukup
terlebih bagi anak pertama, sering di adakan acara yang cukup besar dengan
memotong kerbau atau lembu. Pada upacara ini bayi di gendong oleh seseorang
yang terpandang, baik perangai dan budi pekertinya. Orang yang menggendong
memakai pakaian yang bagus, kemudian berlansunglah proses upacara peutron
aneuk. Yang dilakukan pada proses peutron aneuk adalah sebagai
berikut:
v Peusijuk
Bayi dan si ibu ditepung
tawari
v Peucicap
Bayi dicicipi sesuatu yang
manis ke lidahnya seperti madu, air gula dan lain-lain.
v Geuboh
nan
Bayi diberi nama.
v Cuko
ok
(potong rambut)
Rambut yang telah di potong
dimasukkan kedalam buah kelapa muda.
v Peutron
Aneuk atau sering disebut dengan peugidong tanoh
Proses peutron aneuk
dilakukan dengan membaca marhaban, marhaban dibacakan oleh kelompok marhaban di
desa itu sendiri.
Tidak
keseluruhan dari masyarakat aceh memiliki persamaan didalam mengadakan acara peutron
aneuk. Setiap daerah atau kabupaten memiliki ciri khas tersendiri didalam
mengadakan ritual.l tersebut. Oleh karennya berikut adalah proses peutron
aneuk yang ada di Aceh Besar.
Proses Tradisi Peutron
Aneuk Di Aceh Besar
Peutron
aneuk mulai dilaksanakan pada hari ke 7, 14, 21 dan seterusnya menurut
kemampuan keluarga si bayi. Tapi kebiasaan pada masyarakat Aceh Besar
melaksanakan acara Peutron aneuk pada hari 43 atau44 dari hari kelahiran
si bayi. Beberapa bahan persiapan dalam proses acara peutron aneuk:
·
Kelapa tua
Kelapa tua digunakan ketika si bayi
diturunkan ataudi injakkan kaki ke tanah dan kemudian dibelah kelapa tua dan
airnya disiramkan ke kepala si bayi.
·
Kelapa muda
Kelapa muda digunakan untuk memasukkan
rambut si bayi setelah dicukur. Kemudian kelapa tersebut diletakkan di atas
sumur selama sebulan lamanya.
·
Alat peusijuk
Alatpeusijuk digunakan untuk menepung
tawari si bayi. Bahan-bahan yang digunakan untuk peusijuk antara lain oen
seunejuk, neleung sumboe, manek mano, tepong bit, padi yang dicampur beras,
ketan kuning dan air. Pesijuk dilakukan sebelum cuko ok atau pemetongan
rambut oleh bidan desa tersebut dan sekali lagidilakukan oleh Syekh Marhaban.
·
Buah-buahan
Buah-buahan digunakan untuk mengecapkan
pada lidah si bayi, buah yang digunakan
ada 3, 5 sampai 7 macam buah di antaranya buah apel, salak, semangka,
anggur dan lain-lain.
Setelah menyiapkan bahan untuk melakukan
proses Peutron Aneuk, mulailah para anggota marhaban membacakan marhaban.
Pembacaan marhaban baik untuk bayi laki-laki maupun perempuan dibacakan oleh
kaum wanita yang menjadi anggota marhaban tersebut. Ketika marhaban akan
dilakukan, si bayi diletakkan di tengan-tengan anggota marhaban. Dalam bacaan
marhaban ada beberapa hal yang dilakukan dan dibaca yaitu:
a. Membaca
istigfar sebanyak 3 kali
b. Shalawat
kepada nabi
c. Asmaul
husna
d. Barzanji
Ketika
Barzanji dibaca, si bayi di peusijuk dan di peucicap oleh syekh Marhaban,
kemudian diberi sedekah oleh beberapa orang yang menghadiri acara peutron
aneuk. Kemudian Syekh marhaban menggendong si bayi untuk mengelilingi para
anggota marhaban yang di ikutioleh ibu si bayi atau biasa disebut peulingka
ka’bah, lalu si bayi dikeluarkan dari rumah untuk memulai proses ritual
utama, yaitu menginjakkan kaki si bayi ke tanah. Ketika kaki si bayi sudah di
pijakkan lalu bayi dimandikan dan kemudian diwudhuk kan, kemudian dibelah
kelapa tua oleh salah satu anggota marhaban, setelah kelapa tua dibelah kemudian
disiramkan ke kepala si bayi dalam keadaan bayi di gendong dan di payungkan
oleh Syekh Marhaban. Kemudian kelapa yang sudah dibelah tersebut diletakkan di
sisi sebeleh kanan dan sebelah kiri rumah si bayi. Setelah ritual tersebut si
bayi dikenakan pakaian baru atau seunalen,dan
pada akhirnya si bayi diletakkan kembali kedalam ayun di antara anggota
Marhaban dengan membaca laailahaillallah.
e. Membaca
doa.
f. Membaca
nasehat untuk si bayi.
No comments:
Post a Comment